Universitas Negeri atau Swasta? Mana yang lebih baik?

this photo was taken when we're filming our music video MV for our duty.


Hai semuanya, kembali lagi dengan gue Vinda di blog ini. Udah cukup lama sejak gue gak aktif menulis disini, mungkin setahun lebih. Kali ini gue bakalan bahas daily life kuliah gue, yang mungkin bagi beberapa orang cukup berguna sebagai pemandu dunia awal memasuki perkuliahan. Perlu diketahui, gue ini salah satu mahasiswi di Univ. M*rc*. Swasta? Pasti beberapa orang akan berpikir negatif ketika denger kata 'swasta' seolah kata itu adalah hal negatif.

Pertama-tama yang mau gue sampaikan ketika mampir di blog ini adalah, cobalah untuk berpikir terbuka mengenai banyak hal, terutama hal yang mau gue bahas disini, ini adalah pure apa yang gue alami sendiri berdasarkan kegiatan gue sehari-hari.

Kelulusan SMA sebenarnya adalah hal yang ditunggu-tunggu sekaligus hal yang disesalkan juga karena harus berpisah dengan teman lama dan kita harus berelasi lagi dengan orang baru. Ada tahap selanjutnya, yaitu kuliah dan proses ujian yang menentukan apakah kita akan diterima di Univ yang kita mau, atau malah kita ditolak setelah berkali-kali mencoba. Gue, adalah yang ke dua. Setelah gue coba tes sana sini, yaitu ikutin SNMPTN, SBMPTN, dan terakhir UM, gue ditolak oleh semua universitas negeri :). Nyokap gue memberikan dua pilihan, mau nyoba lagi tahun depan atau kuliah swasta aja. And then--- gue pilih kuliah swasta. Kenapa? gue juga seperti kalian struggle milih dan kebingungan sendiri, yah akhirnya gue searching-searching di google tentang pengalaman seseorang, dan yapp! Dengan yakinnya gue daftar di universitas ini.

Perlu diketahui, gue ini masuk ke 3 besar nilai UAS tertinggi di SMA gue, dan gue juga sering mendapat peringkat kelas dari SD-SMA 10 besar. Tapi, apa itu menjamin semuanya? Enggak..sama sekali enggak. Kecuali kalo kalian sudah jenius sejak lahir :D. Kesalahan kenapa gue gagal di semua tes adalah, karena di dalam diri gue pun gada kesungguhan belajar sama sekali. Padahal buat ujian itu, gue punya tutor gratis, yaitu sahabat kakak kelas dari SMP-SMA yang keterima di UNPAD. Beruntung banget kan dia mau ngajarin gratis, plus dikasih tau tips trick nya juga pula. Tapi emang, dasar pemalas, ya selama berbulan-bulan menjelang ujian, gue cuman belajar dari buku SBMTPN dan soal-soal kakak kelas yang pernah dia pakai di ujian. Its pure my own mistake who doesn't even try, hehehe. Tapi, ada beberapa orang yang punya peringkat tinggi dan benar-benar usaha keras belajar supaya masuk 10 universitas negeri di Indonesia, mereka juga gagal di SBM dan UM. Karena mungkin Tuhan menakdirkan kita tidak pada top ten tersebut. Ada yang berjodoh di swasta juga, ada juga yang berjodoh di universitas top luar negeri. Semua itu gada yang tau, selain kita terus berusaha percaya sama diri sendiri tentang dimana kemampuan kita berada, jadi selagi gagal, jangan lupa untuk sering berdoa, kerja keras, dan yakin dengan apa yang kita ambil.

Teman-teman swasta gak seburuk yang kalian bayangkan kok, gue ini mahasiswi broadcasting di sini dan skill gue selama kuliah pun lumayan lah. Gue berkembang drastis dibandingkan gue yang dulu SMA, karena gue anak SMA artinya gue belajar tentang penyiaran dari nol lagi dong.

Bagi gue, gada nilai jelek kok antara Swasta dan Negeri. Semuanya plok sesuai porsinya masing-masing. Jika boleh dibandingkan antara gue dan temen gue yang masuk negeri dengan jurusan sama, skill gue jauh lebih baik dibandingkan mereka. Karena ya? keuntungan pertama adalah gue bisa milih langsung jurusan yang gue mau dan minatin, dan belajar banyak hal sekaligus tanpa takut ketinggalan. Negatifnya emang sih, buat orang yang lulus bingung mau masuk jurusan apa, karena swasta cenderung sudah memetakkan jurusan diawal daftar, nggak seperti universitas negeri yang kita bisa belajar dulu diawal-awal, kemudian di semester 5 kita bisa milih mau fokus jurusan apa.

Dosen di tiap universitas pun sama kok, ada yang baiknya minta ampun bahkan ada yang bikin mahasiswa jadi rajin sumpah serapah. Kenapa gue tau? Karena gue dan temen-temen gue itu semuanya gada yang seuniversitas, kita semua mencar dengan jurusan yang kita yakini masing-masing. Mereka juga sering curhat tentang daily life kuliahnya, makanya gue bisa bilang itu sama.

Semua itu tergantung di diri kitanya, yang mau belajar apa enggak. Gue menilai itu baik, karena gue adalah tipikal orang yang gak suka kekalahanm hehehe. Jadi, gue berusaha menjadi pribadi yang lebih baik daripada temen-temen gue yang berhasil masuk negeri. Nah, hal itu adalah motivasi utama gue ketika gue merasa rendah diri dengan status gue yang sebagai mahasiswi swasta. Sebenernya, yang menjadikan negeri itu istimewa adalah biayanya yang cenderung lebih murah dibandingkan swasta, dosen terbaik pun akan diminta mengajar disana, relasi mereka mungkin jauh lebih tinggi daripada yang swasta. Tapi, mau sebagus apapun mereka kalo dari kaliannya gak ada keinginan untuk mau belajar tentang jurusan kalian itu, ya akan percuma saja. Apalagi kalo udah salah jurusan, wah hal yang benar-benar gawat. Kalo udah merasa seperti itu dari semester awal, mendingan langsung pikirin jurusan yang dimau dan pindah deh, daripada menyesal dikemudian.

Kalau kalian menerima komentar negatif tentang diri kalian, percaya diri aja dengan kemampuan kalian. Jaman sekarang ini, kuliah negeri tidak menjamin bakalan gampang diterima kerja loh. Kalo kalian udah kuliah capek-capek di negeri tapi gak usaha buat ngapa-ngapain ya percuma juga. Kalian harus bekerja keras, meningkatkan skill, menambah relationship selama kalian belajar itu.

ARTINYA, DARI SEMUA HAL YANG UDAH GUE TULIS DI ATAS.
mau itu negeri atau swasta, semuanya balik lagi ke diri kalian. Bekerja keras itu satu-satunya kunci, kalo kalian gamau direndahin sama orang karena masuk swasta. Nikmati aja dunia kuliah, jangan kebanyakan stres gara-gara ga keterima negeri, yang ada malah kalian gak bisa enjoy dan happy ngelewatin masa remaja karena terlalu fokus diforsir tentang fakta swasta dan negeri itu.

SEMANGAT, YUK KITA KERJA KERAS BARENG :D

Komentar

Postingan Populer